Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

ADAB BERHUTANG

Oleh Ustadz Armen Halim Naro Lc “Wahai guru, bagaimana kalau mengarang kitab tentang zuhud ?” ucap salah seorang murid kepada Imam Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani. Maka beliau menjawab : “Bukankah aku telah menulis kitab tentang jual-beli?” Fenomena yang sering terjadi dewasa ini yaitu banyaknya orang salah persepsi dalam memandang hakikat ke-islaman seseorang. Seringkali seorang muslim memfokuskan keshalihan dan ketakwaannya pada masalah ibadah ritualnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga diapun terlihat taat ke masjid, melakukan hal-hal yang sunat, seperti ; shalat, puasa sunat dan lain sebagainya. Di sisi lain, ia terkadang mengabaikan masalah-masalah yang bekaitan dengan muamalah, akhlak dan jual-beli. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan, agar sebagai muslim, kita harus kaffah. Sebagaimana kita muslim dalam mu’amalahnya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka seyogyanya juga harus muslim juga dalam mu’amalahnya dengan manusia. Allah berfirman. “Hai oran

RIBA BUKAN PERNIAGAAN

Oleh Ustadz Aunur Rafiq Ghufron وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا Dan Allah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba. [Al Baqarah:275]. Perniagaan model riba pada masa sekarang telah menyebar, merata di seluruh pelosok dunia, di kota dan di desa. Penggemarnya bukan hanya orang kafir, tetapi juga kaum muslimin. Berniaga dengan uang pinjaman dari bank riba yang harus dibayar bunganya setiap bulan itu, bukan hanya penguasaha kecil yang susah mencari pinjaman orang kampung -sehingga didatangi oleh bank keliling yang ingin menelurkan induknya dengan mencekik kaum dhuafa’- akan tetapi pengusaha yang kayapun hobinya senang berhutang di bank riba. Mereka menganggap riba sama sengan peniagaan, karena dinilai sama-sama mencari keuntungan. Tentunya orang mukmin yang ingin menghidupkan hukum Allah dan Sunnah NabiNya tidak akan diam menghadapi kemungkaran ini. Selanjutnya, mari simak pembahasannya, agar kita selamat dari murka Allah di dunia dan di akhirat. Semoga Allah me

Fadhilah (Keutamaan) Saling Tolong Menolong

حدثنا قتيبة بن سعيد. حدثنا ليث عن عقيل، عن الزهري، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيْهِ؛ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “اَلْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ. مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ، كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ. وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ”. 58 – (2580) Hadits riwayat Salim Radhiyallahu’anhu dari bapaknya : Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Hadits

Perumpamaan Mu'min Bagaikan Satu Tubuh

حدثنا محمد بن عبدالله بن نمير. حدثنا أبي. حدثنا زكرياء عن الشعبي، عَنِ النَّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ. إِذَا اِشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحَمَى”. 66 – (2586) Hadits riwayat Nukman bin Basyir Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam (Hadits Shahih Muslim : 2585-66)

Orang Yang Bangkrut di Hari Qiamat

حدثنا قتيبة بن سعيد وعلي بن حجر. قالا: حدثنا إسماعيل (وهو ابن جعفر) عن العلاء، عن أبيه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟” قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطِى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنٰ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يَقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”. 59 – (2581) Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu , ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Tahukah kalian siapakah yang dinamakan Muflis (Orang yang bangkrut) ? . Orang-orang menjawab : Orang yang bangkrut menurut pendapat kami ialah orang yang tiada mempunyai dirham (uang) dan tiada pula mempunyai har

Mu'min Yang Satu Dengan Mu'min Yang Lain Bagaikan Bangunan

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وأبو عامر الأشعري. قالا: حدثنا عبدالله بن إدريس وأبو أسامة. ح وحدثنا محمد بن العلاء، أبو كريب. حدثنا ابن المبارك وابن إدريس وأبو أسامة. كلهم عن بريد، عن أبي بردة، عَنْ أَبِي مُوْسَى. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ. يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا”. 65 – (2585) Hadits riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain (Hadits Shahih Muslim : 2585-65)

Mendo'akan Kebaikan Sesama Muslim

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan saudaranya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)

TABUNGAN 'AMAL SHALIH UNTUK GAZA DAN AL AQSHA

Ikhwan wa Akhwat Fillah, .. Bulan Ramadhan baru saja berlalu, 'Ibadah Shaum telah kita tunaikan diiringi ibadah2 pelengkap lainnya, lalu ditutup dengan zakat Fitrah. Kemudian masuklah bulan Syawwal di'awali dengan gema Takbir , setelah diumumkan terlihatnya hilal di berbagai titik di belahan bumi Indonesia, Asia, Eropa dan juga Timur Tengah. Serentak sebagian besar muslimin membatalkan shaumnya dengan berhenti sahur. Sejenak gema takbir terhenti, muslimin melaksanakan shalat shubuh berjama'ah. Selesai menunaikan shalat shubuh sebagian muslimin melanjutkan takbirnya, yang sebagian lainnya mempersiapkan lapang untuk pelaksanaan shalat ied. Yang muslimatnya bersiap-siap, ada yang memandikan putra putrinya, melulurkan bedak, memakaikan pakaian bersih dan rapih. Lalu menyiapkan hidangan ala kadarnya untuk disantap menjelang shalat ied. Kemudian beramai-ramai berangkat menuju lapang sambil diiringi lantunan takbir, diakhiri pelaksanaan Shalat ied berjama'ah dan mendengark

Karakter Orang Shalih

Cukuplah Allah bagiku..... Cukuplah Allah sebagai Penolongku.... Cukuplah Allah jadi alasan tuk menapaki jalan ini..... tak ada kata lelah dalam berjuang, tak ada kata bosan dalam beramal, tak ada kata malas dalam bergerak. tak ada kata ragu dalam melangkah, tak ada kata berat dalam berkorban........... karena di jalan ini lah ku berazzam tuk mengabdikan seluruh sisa hidupku.... Siapakah manusia yang terbaik??? Sebaik-baik manusia adalah bukan mereka yang kalau ditanya siapa tuhannya, barulah ia ingat dan menjawab Allah. Yang ketika ditanya apa agamanya, barulah ia sadar akan agamanya, dan menjawab Islam. Yang ketika ditanya, siapa ikutannya, maka tidak ada pilihan yang lebih baik kecuali ia akan menjawab Muhammad saw. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang selalu mengingat Allah setiap saat, menjalankan ajaran islam dan menyebarkannya, serta bertindak dengan perilaku Rasulullah saw.

Ber'amallah Seolah-Olah Esok Hari Terakhirmu...

Untuk memberikan motivasi dalam bekerja, Nabi Muhammad, menggunakan bahasa yang sangat mengunggah dan menyadarkan. “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati besok.” (HR. Baihaqi).