Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Karunia Kemudahan Dalam Jual Beli & Kehormatan Diri Adalah Pemberian ALLAH

Apabila Allah menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi mereka pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)

Jangan Menjadikan Perhatian Kita Hanya Tertuju Pada Urusan Perut Belaka

”Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta emas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah.” (HR. Ad-Dailami)

Bersusah Payah Mencari Nafkah Untuk Keluarganya Dengan Terampil (Profesional & Ahli) Adalah Mujahid

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Mencari Rezeki Yang Halal Adalah Wajib Sesudah Menunaikan Yang Fardhu

Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Berlaku 'Adil Dengan Menegakkan Timbangan Sesuai/Tidak Mengurangi Takaran

QS Ar Rahmaan 9. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

Cukupkanlah Takaran Dan Timbangan Dengan 'Adil, Dan Janganlah Kamu Merugikan Manusia Terhadap Hak-Hak Mereka

QS Huud 85. Dan (Nabi) Syu'aib ('alaihis salaam) berkata: "Wahai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan."

Janganlah Kamu Melupakan Bahagianmu Dari (Kenikmatan) Duniawi

QS Al Qashash 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

ADAB MAJELIS ILMU

Oleh : Ustadz Abu Asma Kholid Syamhudi. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya. TAKHRIJ HADITS Hadits ini merupakan potongan dari hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah oleh : • Muslim, dalam Shahihnya, Kitab Adz Dzikir Wad Du’a, Bab Fadhlul Ijtima’ ‘Ala Tilawatil Qur’an Wa ‘Ala Dzikr, nomor 6793, juz 17/23. (Lihat Syarah A

Fitnah Akhir Zaman (Bagian 1)

Fitnah Akhir Zaman (Bagian 1) Fitnah Akhir zaman Hadits Dari Shahabat Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu Nash Hadits : "Artinya : Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘Anhu berkata : Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan ? Beliau bersabda : 'Ada'. Aku bertanya : Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?. Beliau bersabda : Ya, akan tetapi didalamnya ada dakhanun. Aku bertanya : Apakah dakhanun itu ?. Beliau menjawab : Suatu kaum yang menjalankan sunnah dengan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya : Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?. Beliau bersabda : Ya, da'

Fitnah Akhir Zaman (Bagian 2)

• Masa Khair Namun Ada Dakhan : (Mulkan Adh Dhan dan Mulkan Jabariyyah). Setelah wafatnya Shahabat Ali Bin Abi Thalib Rahiallahu ‘anhu , maka muslimin kembali kepada kepemimpinan yang bersifat sentral, dibawah satu komando Muawwiyah bin Abu Sofyan. Rasulullah menyebutkannya dengan sebutan (nama sistem dan masa) Mulkan Adh Dhan dan Jabariyyah. Penjelasan Baik (Khair) nya masa ini adalah muslimin masih bersatu berjama’ah (iltizam dalam Jama’ah Muslimin=merekalah Hizbullah) dibawah satu kepemimpinan sentral seorang Imaam (Sulthan/Mulk). Sistem sedikit berubah (bergeser) dari system Kekhilafahan yang mengikuti jejak Kenabian (Nubuwwah) menjadi Kerajaan (Mulkan). - Dakhannya : “ … Yahduuna bighairi Hadyi (dalam matan yang lain : wa Yastanuuna bighairi sunnatii …) “ “ … Mengikuti (mengambil) Petunjuk Bukan Petunjukku, Melaksanakan sunnah bukan sunnahku … “ Penjelasan Dakhannya : Bukan terletak pada Mulkannya sebab Mulkan masih system yang mengikuti Jejak Kenabian (Nabi Sulaeman dan Nabi Daud

Fitnah Akhir Zaman (Bagian 3)

• Masa Perintah Iltizam Dalam Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka Tafsir penjelas dari Masa ini adalah Hadits Tentang Masa Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah, Masa Ghariban, Tongkat Estafet Kepemimpinan sebelum di bai’atnya Imaam Mahdi di Akhir Zaman. Masa Pembai’atan atas seorang Hamba Allah yang dha’if, yang sama-sama semata-mata hanya mencari Ridha serta Maghfirah Allah Ta’ala. Dimana setelah sekian lama merindukan kembalinya muslimin pada kejayaannya, Keluar dari keterpurukannya. Dan Sempat berkiprah di dunia Politik, yang mana pada saat itu mungkin hanya dengan cara seperti itu minimal Islam dan Ummat Islam di Indonesia bisa kembali jaya. Kembali merasa khawatir akan nasib muslimin yang tiada pernah merasakan kemenangan setiap pergulatan melalui system Parlementer dengan Demokrasinya. Menyeru dan terus menyeru hingga akhirnya mengadakan pertemuan-pertemuan di Sunda Kelapa dan, Kekhawatiran ini pun disampaikan oleh Beliau dalam setiap pertemuan dan mendapatkan sambutan hangat dari musya