MENABUNG ITU IBADAH

(Disadur dari Javanese Gordyn)
Seringkali kita di hadapkan pada masalah keuangan, bahkan mungkin bagi sebagian besar orang hal ini menjadi problem sehari-hari.. Yang mendasari munculnya masalah atau problem keuangan ini adalah karena jumlah penghasilan kita relative terbatas ( tetap ) sedangkan kebutuhan dan keinginan kita relative tidak terbatas. Bila diasumsikan bahwa penghasilan atau pendapatan kita relative tetap, maka hal pertama yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana membatasi dan mengatur kebutuhan ( pengeluaran ). Hal inilah yang mengharuskan kita mengelola keuangan secara benar , baik untuk skala rumah tangga terlebih-lebih untuk tingkat perusahaan sudah tentu dituntut pengelolaan secara professional. Untuk bisa mengatur pengeluaran, terlebih dahulu kita harus bisa membedakan dan memilah-milah mana yang merupakan kebutuhan ( need ) dan mana yang hanya sekedar keinginan ( want ). Sebagai contoh adalah membeli pakaian itu termasuk kebutuhan ( need ) , tapi kalau sudah bicara tentang merk yang terkenal dan mahal itu sudah merupakan keinginan ( want ) bukan lagi sekedar kebutuhan, karena menyangkut prestise dan gengsi.

Berbeda dengan pendapatan yang kita asumsikan bersumber dari gaji bulanan , pengeluaran terdiri dari berbagai macam pos sebut saja mulai dari tagihan listrik, telephone, logistik, angsuran rumah, sampai dengan pengeluaran yang tidak terduga ( emergency ) dan satu pos khusus yang tidak termasuk kategori pengeluaran yaitu kebutuhan masa depan.. Di antara pos-pos pengeluaran diatas semuanya relative terukur dan bisa diestimasi, terkecuali yang terakhir disebut yaitu pos pengeluaran yang tidak terduga yang sifatnya insidentil seperti biaya pengobatan kalau kita sakit. Kebutuhan masa depan dan Pengeluaran yang tidak terduga inilah yang mendasari pemikiran kita untuk mengalokasikan sebagian uang dalam bentuk simpanan atau tabungan ( saving ). Berapa besar uang yang perlu kita alokasikan untuk tabungan ? pertanyaan ini mungkin yang pertama kali muncul di kepala kita. Sudah tentu kemampuan kita untuk menabung berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari tingkat pendapatan dan pengeluaran masing-masing..

Menabung bukanlah masalah besaran nominal uang tetapi lebih kepada prinsip hidup , prinsip dimaksud adalah 3K ( Triple K ) yaitu Kemauan ( Willingness ), Kedisiplinan ( Dicipline ) dan Konsistensi ( Consistency). Kalau kita coba telaah, nilai-nilai dalam islam juga mengajarkan prinsip 3K diatas, yang pertama yaitu Kemauan ( Willingness ) = Niat, adalah landasan dasar dalam melakukan sebuah pekerjaan atau perbuatan, setiap pekerjaan atau perbuatan yang kita lakukan tidak akan berdampak positif dan optimal apabila tidak didasari dengan Niat yang kuat,benar dan ikhlas. Kedisiplinan ( Dicipline ) = Ketaqwaan, bisa membedakan mana yang kebutuhan ( need ) dan mana yang sekedar keinginan ( want ) seperti halnya kita membedakan antara wajib atau sunnah, dan haram atau makruh. Konsistensi ( Consistency ) = Istiqomah, berpegang teguh dalam menjalankan prinsip dan ajaran agama dan senatiasa sabar dalam menghadapi segala bentuk hambatan dan rintangan.

Menabung dengan menerapkan prinsip 3K ( Triple K ) secara baik dan benar, Insya Alloh akan mendatangkan manfaat dan mashlahat tidak hanya buat diri kita sendiri tetapi juga orang lain disekitar kita, bukankah setiap perbuatan dan amalan yang membawa manfaat akan dinilai sebagai ibadah di sisi Allah S.W.T. Dengan menabung masa depan kita akan lebih tenang dan terjamin, begitu juga dengan masa depan anak dan cucu kita kelak, sebagaimana satu hadits mengatakan “ Janganlah kalian meninggalkan generasi sesudahmu dalam keadaan lemah”, dan hadits lain kurang lebih mengatakan “sesungguhnya kemiskinan lebih dekat kepada kekufuran”.


Wallahualam bissawab.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peluang Bisnis Barang Rongsokan Dan Mengungkap Sukses Bandar Barbek (Barang Bekas)

Mu'min Yang Satu Dengan Mu'min Yang Lain Bagaikan Bangunan

DEFINISI OFFICE BOY