Menabung Sampah (3)

Thursday, 24 June 2010 08:17 Liza Desylanhi

Kehadiran Bank Sampah juga memutus hubungan warga Kampung Beting Indah dengan rentenir bank keliling, yang mematok bunga pinjaman sampai 20 persen. Wahid sudah kapok berurusan dengan rentenir, kini beralih ke Bank Sampah.

Kekurangan Bank Sampah hanya satu: tidak melayani pinjaman dalam jumlah besar.

Direktur Bank Sampah Nanang Suwardi menjelaskan, modal bank ini minim. Karenanya jumlah pinjaman maksimal baru Rp 300 ribu. Nasabah peminjam pun sebagian besar pedagang kecil.

Nanang Suwardi tak sekadar direktur, karena dialah pencetus gagasan Bank Sampah.

Sebagai Ketua RW 09, ia sempat pusing mencari jalan untuk membersihkan kampungnya dari sampah yang bertebaran di jalan, selokan dan penjuru gang. Kesadaran warga membuang sampah pada tempatnya pun sangat rendah. Himbauan sampai contoh sudah diberikan, tapi semua hanya jadi angin lalu.

“Dengan membuat tong-tong sampah dari kaleng cat besar. Saya cat dengan warna menarik, merah muda, hijau. Ada lambang PKK RW 09, ada lambang hatinya juga, lambang cinta. Pakai tutup segala. Tong yang indah lah menurut saya. Tapi tidak berhasil. Tetep saja warga buang main asal lempar,” kenang Nanang.

Mengubah perilaku adalah persoalan pelik. Lantas terlintas pemikiran untuk memberikan manfaat ekonomi atas setiap sampah yang dihasilkan warga. Dari situ muncul ide Bank Sampah.

Nanang lantas mencari modal dari Dewan Kelurahan Semper Barat, dapat Rp 3,5 juta. Bank Sampah resmi berdiri pada 10 Januari tahun ini. Modal dipakai untuk membeli karung, mencetak buku rekening tabungan dan rekening koran untuk nasabah. Setiap bulan, Bank Sampah mengirimkan rekening koran kepada tiap nasabah, supaya nasabah bisa mencocokkan catatan tabungan sampahnya dengan catatan pada Bank.

Kantor Bank Sampah dibangun di atas sebidang tanah kosong pinjaman warga. Di situ juga, dibangun tempat pemilahan sampah.

Tapi jangan bayangkan kantor bank ini kumuh tak terawat.

“Kantor ini luasnya 3 meter kali 2,5. Buku rekening kosong, masih kosong. Dan ini logo Bank kita. Karya Mandiri. Berdirinya bank sampah ini adalah demi keberlangsungan hidup dan harapan. Ini logonya, ada bola dunia, spiral dan diusung dua tangan. Nah ini kita betul-betul mengusung penguatan ekonomi sebagai penopang. Di bawahnya masyarakat, seperti spiral yang terus bergerak naik, bergerak ke atas.” (bersambung ke Bag Akhir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peluang Bisnis Barang Rongsokan Dan Mengungkap Sukses Bandar Barbek (Barang Bekas)

DEFINISI OFFICE BOY

SULTAN TERNATE FATWAKAN DINAR DIRHAM UNTUK MUSLIMIN