LIBYA TERTARIK TINGKATKAN HUBUNGAN EKONOMI DENGAN MALAYSIA
Kuala Lumpur, 8 Jumadil Awal 1434/19 Maret 2013 (MINA) - Duta Besar
Libya untuk Malaysia Dr Abubakar Al-Mansuri mengatakan perkembangan
Malaysia yang mapan telah menarik minat Libya untuk menjalin kerja sama
dalam berbagai sektor untuk meningkatkan ekonomi negaranya.
"Pemerintah Libya melihat Malaysia sebagai negara model bukan hanya dari segi politik tetapi juga ekonomi, negara ini bisa belajar dan mengembangkan ekonominya," kata Abubakar dalam seminar di Kuala Lumpur, Malaysia, semalam.
Setelah dua tahun menghadapi perang saudara, Libya kini berusaha untuk memajukan sektor keuangan negaranya dengan mencari partner kerja yang strategis sebagai langkah jangka panjang termasuk menjalin hubungan ekonomi dengan Malaysia.
“Libya ingin meningkatkan lagi jumlah dagangan bersama Malaysia khususnya dalam sektor minyak dan gas yang pada saat ini sudah menempatkan enam perusahaan Malaysia dalam sektor tersebut di negara itu,” tambah Abubakar.
"Jumlah itu tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah dari perusahaan minyak dan gas dari Italia, Amerika Serikat dan Jerman," katanya.
Abubakar juga berharap Malaysia merebut peluang ini dengan menambahkan jumlah perusahaan minyak dan gasnya di Libya yang diikuti dari negara Asia Tenggara lain seperti Korea Selatan dan China yang juga mengintai peluang yang sama.
Abubakar menjelaskan, pembentukan 'Malaysia-Libya Interoperability Initiative' untuk membantu kedua negara tersebut memajukan berbagai sektor dan dia juga memastikan jarak antara kedua negara bukan penghalang untuk menjalankan perekonomian.
"Kalau kita mempersoalkan jarak, orang Amerika tidak akan mampu untuk berinvestasi di Asia Tenggara, Korea Selatan dan China juga tidak bisa berinvestasi di Afrika Utara atau Selatan ataupun Amerika Latin," tutupnya. (L/K10/P01/E1).
Mi’raj News Agency (MINA)
"Pemerintah Libya melihat Malaysia sebagai negara model bukan hanya dari segi politik tetapi juga ekonomi, negara ini bisa belajar dan mengembangkan ekonominya," kata Abubakar dalam seminar di Kuala Lumpur, Malaysia, semalam.
Setelah dua tahun menghadapi perang saudara, Libya kini berusaha untuk memajukan sektor keuangan negaranya dengan mencari partner kerja yang strategis sebagai langkah jangka panjang termasuk menjalin hubungan ekonomi dengan Malaysia.
“Libya ingin meningkatkan lagi jumlah dagangan bersama Malaysia khususnya dalam sektor minyak dan gas yang pada saat ini sudah menempatkan enam perusahaan Malaysia dalam sektor tersebut di negara itu,” tambah Abubakar.
"Jumlah itu tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah dari perusahaan minyak dan gas dari Italia, Amerika Serikat dan Jerman," katanya.
Abubakar juga berharap Malaysia merebut peluang ini dengan menambahkan jumlah perusahaan minyak dan gasnya di Libya yang diikuti dari negara Asia Tenggara lain seperti Korea Selatan dan China yang juga mengintai peluang yang sama.
Abubakar menjelaskan, pembentukan 'Malaysia-Libya Interoperability Initiative' untuk membantu kedua negara tersebut memajukan berbagai sektor dan dia juga memastikan jarak antara kedua negara bukan penghalang untuk menjalankan perekonomian.
"Kalau kita mempersoalkan jarak, orang Amerika tidak akan mampu untuk berinvestasi di Asia Tenggara, Korea Selatan dan China juga tidak bisa berinvestasi di Afrika Utara atau Selatan ataupun Amerika Latin," tutupnya. (L/K10/P01/E1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Komentar
Posting Komentar