Peluang itu ada dimana-mana
Setiap kali bertemu dengan teman-teman lama dalam acara reuni, selalu
saja saya bertemu dengan satu atau lebih teman yang menceritakan
keinginannya untuk punya bisnis sendiri. Tapi selalu mereka merasa tidak
yakin akan banyak hal : merasa tidak memiliki kemampuan, merasa
kekurangan modal, belum punya bayangan bisnis yg akan dijalani, dan
seterusnya, dan seterusnya. Hmmm…persis sama seperti yang saya alami
dulu.
Beberapa
tahun yang lalu, seorang senior saya selalu memotivasi saya untuk punya
bisnis sendiri. Beliau memang sudah menjadi seorang pengusaha dan
motivator, dengan pengalaman yang sangat menginspirasi. Saya?? Saat itu
saya adalah karyawan di satu grup perusahaan besar nasional. Sama sekali
tidak terpikir untuk punya bisnis sendiri. Pertama, memang latar
belakang keluarga yang bersih sama sekali dari dunia wirausaha… Kedua,
walaupun kondisi di tempat kerja saya saat itu juga tidak bisa
dikategorikan surga, tetapi apa yang saya peroleh dari situ buat saya
alhamdulillah cukup..
Walaupun belum punya bayangan bisnis sama sekali, tetapi lama kelamaan apa yg selalu dipompakan oleh senior saya membuat saya kepikiran juga. Saya mulai melihat sekeliling, mengira-ngira bisnis apa yang sekiranya sesuai dengan saya.
Satu hal yang bisa saya anggap merupakan kelebihan saya adalah saya adalah pencicip rasa yg baik. Bertahun-tahun lidah saya dimanjakan dengan aneka masakan ibunda yang buat saya lezatnya tidak ada duanya. Jadilah lidah saya sensitif terhadap rasa, sehingga saya bisa memberikan grade suatu masakan lebih dari sekedar enak dan enak sekali…hehehe…
Saya kebetulan suka bikin kue, tapi kurang suka masak. Jadi dalam beberapa kesempatan saya sempat ikut kursus bikin kue, sampai mendekor kue ulang tahun dengan berbagai pernik hiasannya. Hasilnya lumayan cantik, tapi saya merasa kurang puas. Saya merasa kreativitas saya dalam mendekor kue terbatas, pokoknya skill dan speed yg diperlukan dalam menangani order kue ulang tahun jauh dari sempurna. Ibaratnya kalau teman-teman lain mengerjakannya sambil bersenandung, saya akan mengerjakannya dengan serius, kening berkerut …tapi hasil kue teman-teman jauh lebih sempurna dari kue saya.. Duh, saya merasa bisnis kue cantik bukan ladang utama saya..
Bagaimanapun juga bisnis kuliner tetap merupakan bidang yang paling menarik buat saya, karena saya sadar bahwa disini paling tidak saya punya sense yang cukup bagus, dibandingkan dengan bidang lain. Saya lalu teringat masakan bebek dengan resep ibunda yang punya penggemar fanatik di kalangan teman-teman yang sudah pernah mencicipinya. Bahkan banyak diantara mereka yang menyarankan untuk buka warung bebek, karena menurut mereka nikmatnya beda dengan yang lain. Saking fanatiknya beberapa teman, bahkan langsung pesan bebek ini tiap kali saya pulang ke rumah ibunda di Surabaya. Alhasil, suatu waktu saya pernah kembali ke Jakarta dengan menenteng lebih dari selusin bebek pesanan teman-teman. Tapi memang saat itu saya sama sekali belum terpikir untuk menjadikannya suatu bisnis.
Dari hasil konsultasi dengan senior saya yang pengusaha, diskusi dengan teman, dan mengamati prospek masakan bebek yang masih menguntungkan, akhirnya saya memutuskan bahwa masakan bebek akan jadi bisnis utama saya. Mulailah saya membakukan resep ibunda secara detail, belajar mengolah bebek sendiri sehingga bebek yang dihasilkan tidak amis, belajar lika-liku supply bebek sampai belajar memotong karkas bebek. Semua saya lakukan sendiri, karena memang tidak ada seorangpun yang bisa dijadikan sumber informasi, maklum saat mulai saya belum banyak mengenal dunia wirausaha. Tapi justru karena awalnya semua saya lakukan sendiri, saya tahu pasti bagaimana menangani bebek dalam proses produksi. Mungkin susah dibayangkan, kalau saya bisa memasak 50 ekor bebek sendiri, dari memotong karkas, membersihkannya, menyiapkan bumbu, memasaknya sampai mengemas bebek ungkep ke dalam plastik lalu dibekukan…
Saat ini, saya sudah mewujudkan satu impian saya punya warung bebek yang pertama. Yaa…yang pertama, karena pastinya masih banyak impian saya lainnya, berkaitan dengan bisnis bebek ini. Saya adalah salah seorang yang membuktikan bahwa peluang itu bisa dijumpai dimana saja, hanya dibutuhkan kejelian untuk melihatnya. Saya mungkin bisa dikatakan terlambat melihat peluang, karena saya baru memutuskan menjadikan bebek sebagai bisnis lebih dari 8 tahun, sejak pertamakali saya memperkenalkan masakan tersebut kepada teman-teman saya… Tapi sekali lagi, tidak ada kata terlambat untuk memulai bisnis. Hanya saja akan lebih baik kalau segera dimulai… (ini kalimat sakti seorang teman pengusaha, yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya)**
Business owner : Meinawati P. Soedomo
Contact : 087881514864
webstore : http://dapursaga.bursamuslim.com/
Email : meinawati.ps@cbn.net.id
FB : Bebek Dapur Saga

Walaupun belum punya bayangan bisnis sama sekali, tetapi lama kelamaan apa yg selalu dipompakan oleh senior saya membuat saya kepikiran juga. Saya mulai melihat sekeliling, mengira-ngira bisnis apa yang sekiranya sesuai dengan saya.
Satu hal yang bisa saya anggap merupakan kelebihan saya adalah saya adalah pencicip rasa yg baik. Bertahun-tahun lidah saya dimanjakan dengan aneka masakan ibunda yang buat saya lezatnya tidak ada duanya. Jadilah lidah saya sensitif terhadap rasa, sehingga saya bisa memberikan grade suatu masakan lebih dari sekedar enak dan enak sekali…hehehe…
Saya kebetulan suka bikin kue, tapi kurang suka masak. Jadi dalam beberapa kesempatan saya sempat ikut kursus bikin kue, sampai mendekor kue ulang tahun dengan berbagai pernik hiasannya. Hasilnya lumayan cantik, tapi saya merasa kurang puas. Saya merasa kreativitas saya dalam mendekor kue terbatas, pokoknya skill dan speed yg diperlukan dalam menangani order kue ulang tahun jauh dari sempurna. Ibaratnya kalau teman-teman lain mengerjakannya sambil bersenandung, saya akan mengerjakannya dengan serius, kening berkerut …tapi hasil kue teman-teman jauh lebih sempurna dari kue saya.. Duh, saya merasa bisnis kue cantik bukan ladang utama saya..
Bagaimanapun juga bisnis kuliner tetap merupakan bidang yang paling menarik buat saya, karena saya sadar bahwa disini paling tidak saya punya sense yang cukup bagus, dibandingkan dengan bidang lain. Saya lalu teringat masakan bebek dengan resep ibunda yang punya penggemar fanatik di kalangan teman-teman yang sudah pernah mencicipinya. Bahkan banyak diantara mereka yang menyarankan untuk buka warung bebek, karena menurut mereka nikmatnya beda dengan yang lain. Saking fanatiknya beberapa teman, bahkan langsung pesan bebek ini tiap kali saya pulang ke rumah ibunda di Surabaya. Alhasil, suatu waktu saya pernah kembali ke Jakarta dengan menenteng lebih dari selusin bebek pesanan teman-teman. Tapi memang saat itu saya sama sekali belum terpikir untuk menjadikannya suatu bisnis.
Dari hasil konsultasi dengan senior saya yang pengusaha, diskusi dengan teman, dan mengamati prospek masakan bebek yang masih menguntungkan, akhirnya saya memutuskan bahwa masakan bebek akan jadi bisnis utama saya. Mulailah saya membakukan resep ibunda secara detail, belajar mengolah bebek sendiri sehingga bebek yang dihasilkan tidak amis, belajar lika-liku supply bebek sampai belajar memotong karkas bebek. Semua saya lakukan sendiri, karena memang tidak ada seorangpun yang bisa dijadikan sumber informasi, maklum saat mulai saya belum banyak mengenal dunia wirausaha. Tapi justru karena awalnya semua saya lakukan sendiri, saya tahu pasti bagaimana menangani bebek dalam proses produksi. Mungkin susah dibayangkan, kalau saya bisa memasak 50 ekor bebek sendiri, dari memotong karkas, membersihkannya, menyiapkan bumbu, memasaknya sampai mengemas bebek ungkep ke dalam plastik lalu dibekukan…
Saat ini, saya sudah mewujudkan satu impian saya punya warung bebek yang pertama. Yaa…yang pertama, karena pastinya masih banyak impian saya lainnya, berkaitan dengan bisnis bebek ini. Saya adalah salah seorang yang membuktikan bahwa peluang itu bisa dijumpai dimana saja, hanya dibutuhkan kejelian untuk melihatnya. Saya mungkin bisa dikatakan terlambat melihat peluang, karena saya baru memutuskan menjadikan bebek sebagai bisnis lebih dari 8 tahun, sejak pertamakali saya memperkenalkan masakan tersebut kepada teman-teman saya… Tapi sekali lagi, tidak ada kata terlambat untuk memulai bisnis. Hanya saja akan lebih baik kalau segera dimulai… (ini kalimat sakti seorang teman pengusaha, yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya)**
Business owner : Meinawati P. Soedomo
Contact : 087881514864
webstore : http://dapursaga.bursamuslim.com/
Email : meinawati.ps@cbn.net.id
FB : Bebek Dapur Saga
Komentar
Posting Komentar