Pentingnya Mengelola Keuangan Keluarga
Oleh: Urip
Santoso
Ilustrasi
Keluarga A:
mempunyai penghasilan enam juta rupiah per bulan, dan mempunyai tiga anak yang
masih kecil-kecil. Uang sebanyak itu habis tak tersisa di akhir bulan. Jadi,
mereka tidak mempunyai tabungan sama sekali. Mereka sangat heran, kok bisa
habis, padahal mereka tidak belanja yang aneh-aneh.
Keluarga B: juga
mempunyai penghasilan enam juta rupiah per bulan dan mempunyai tiga anak yang
masih kecil-kecil. Keluarga ini lebih parah. Baru lima belas hari sudah habis
tanpa sisa. Lalu? Ya, terpaksa mereka cari hutang kesana kemari. Mereka setiap
bulan gali lubang tutup lubang, dan akhirnya lebih banyak lubangnya daripada
yang tertutup alias dililit utang. Pusing tujuh keliling.
Keluarga C: juga
mempunyai penghasilan enam juta rupiah per bulan, dan mempunyai tiga anak yang
masih kecil-kecil. Ajaibnya, keluarga ini masih mampu menabung enam ratus ribu
rupiah per bulan. Lebih ajaib lagi, anak-anaknya sehat wal afiat. Tampilan
mereka sehari-hari juga biasa-biasa saja.
—- 000
—-
Apa yang menjadi rahasia keluarga C? Rasanya hampir mustahil jika keluarga C masih mampu menabung. Apa yang
telah dilakukan oleh mereka sehingga mereka mampu menabung? Jawabannya adalah
karena mereka membuat perencanaan kegiatan dan anggaran. Perencanaan itu
kemudian mereka laksanakan dengan konsisten. Jadi, keluarga ini telah
mempraktekkan perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan adalah proses
merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Ada dua prinsip utama yang harus kita perhatikan ketika
kita akan menyusun perencanaan, yaitu:
1) Rencanakan perencanaan keuangan sesuai dengan
kebutuhan, bukan sesuai
dengan
keinginan.
2).
Rencanakan perencanaan keuangan sesuai dengan kemampuan.
1)
Kebutuhan
Ya,
kita harus merencanakan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, anda
makan dan minum sesuai dengan kebutuhan gizi. Tidak berlebih-lebihan. Barangkali
jika anda makan dan minum sesuai kebutuhan, anda sekeluarga tidak perlu terlalu
sering makan di restoran. Contoh lain, jika anda hanya membutuhkan lima setel
pakaian kerja, maka belilah lima setel pakaian saja. Tidak perlu membeli sampai
dua puluh setel. Anda bisa evaluasi. Jika ada pakaian yang jarang dipakai atau
bahkan tidak pernah sama sekali anda pakai, maka itu tandanya anda telah membeli
pakaian lebih dari yang dibutuhkan.
Ngomong-ngomong, kebutuhan itu dapat dibagi menjadi kebutuhan primer, sekunder
dan tersier. Adalah bijaksana jika anda lebih dahulu memprioritaskan kebutuhan
primer daripada yang sekunder dan apalagi yang tersier.
Kita diperintahkan untuk
hidup tidak boros tetapi tidak kikir alias hemat. Sikap
boros atau mubadzir merupakan salah satu sikap yang disenangi oleh hawa
nafsu dan dilarang oleh akal yang sehat. Teguran edukatif yang paling baik
adalah teguran yang disampaikan oleh Allah Swt dalam surat al-Isra ayat 26 dan
27
وَءَاتِ ذَا الْقُرْبَى
حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ
الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا(27)
“Dan berikanlah
kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (Qs. al-Isra;
26-27).
Ketahuilah, bahwa
manusia kadang dianugerahi rejeki untuk satu bulan dalam waktu sehari. Dengan
demikian, jika ia bersikap boros, maka di hari-hari mendatang ia akan mengalami
bencana kekurangan belanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, jika ia
bersikap hemat, maka waktu yang satu bulan itu dilaluinya dengan penuh
kecukupan.
Islam pun
mengajarkan umatnya agar terbiasa dengan pola dan budaya hemat. Hal tersebut
sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Lukman ayat 34, “… dan tidak seorang
pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan ndiusahakannya besok…”
Konteks ini ditegaskan kembali dalam Al-Qur’an surat Al-Furqon ayat 67, “Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara
yang demikian.”
Berpijak dari kedua ayat di atas, kita
dapat menggarisbawahi bahwa budaya hemat memiliki aplikasi yang sejajar dengan
perintah Allah. Oleh karena itu setiap muslim perlu memahami pentingnya
meningkatkan budaya hemat dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, hemat sebagai upaya menyimpan
kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Hemat tidak berarti kikir. Hemat
adalah pola hidup pertengahan. Rasulullah pernah berdialog dengan Jabir,
“Mengapa engkau berlebih-lebihan?” Jabir menjawab, “Apakah di dalam wudhu tidak
boleh berlebih-lebihan, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ya janganlah
engkau berlebih-lebihan ketika wudhu meskipun engkau berada pada air sungai yang
mengalir.”
Kedua, hemat sebagai modal untuk
kemaslahatan generasi setelah kita. Hidup kita tak kan lama. Meskipun demikian,
tidak berarti selama kita hidup seadanya. Karena Rasulullah pernah menyampaikan
nasehat, “Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu
lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin. Mereka
menerima kecukupan dari orang lain. Mungkin orang lain memberinya atau mungkin
menolaknya. Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah dengan ikhlas karena
Allah kecuali engkau akan mendapat pahala karenanya.” (HR. Muttafaq
‘alaih).
Ketiga, hemat sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah. Karena sikap hemat merupakan perintah Allah, maka jika kita
terbiasa dengan pola hidup hemat, sebenarnya kita tengah melakukan pendekatan
diri dan melaksanakan perintah-Nya.
Akhir kata, melaksanakan hidup hemat dan
menjauhi sikap boros merupakan langkah awal dalam memperbaiki manajemen keuangan
rumah tangga kita sekaligus sebagai wahana pendekatan ilahiyah. [BKS-124]
2) Sesuai
Kemampuan
Ya, rancang perencanaan kegiatan dan anggaran yang sesuai
dengan kemampuan kita. Jangan sampai kita merancang pengeluaran melebihi
pendapatan. Ini namanya besar pasak daripada tiang. Untuk itu, anda harus
membuat prioritas-prioritas. Susun rencana kegiatan anda, setelah itu buat
prioritas. Saya sarankan, agar anda memprioritaskan kebutuhan primer terlebih
dahulu. Upayakan menabung untuk jaga-jaga jira ada kebutuhan yang
mendesak.
Ada
beberapa alasan mengapa keluarga anda memerlukan perencanaan keuangan,
yaitu:
1).
Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2).
Tingginya biaya hidup saat ini.
3). Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun.
4).
Keadaan perekonomian tidak akan selalu baik.
5).
Fisik manusia tidak selalu sehat.
6).
Banyaknya alternatif produk keuangan.
Susun
Neraca Keuangan
Nah, sekarang anda rasakan bahwa perencanaan keuangan amat
penting bagi sebuah keluarga. Lalu bagaimana memulainya? Pertama-tama susun
neraca keuangan. Neraca keuangan adalah gambaran tentang jumlah harta dan jumlah
utang yang dimiliki sebuah keluarga. Jika jumlah harta dikurangi dengan utang,
maka hasilnya dinamakan harta bersih atau kekayaan bersih.
Harta
adalah segala hal yang dimiliki oleh sebuah keluarga pada saat ini, yang bisa
diukur dengan uang. Contohnya: uang tunai, tabungan, deposito, emas, saham,
piutang kepada orang lain, kendaraan, rumah dan tanah dll. Sementara utang
adalah segala hal yang masih menjadi kewajiban sebuah keluarga, untuk
dibayarkan. Contohnya: salso utang kartu kredit, saldo utang kepada bank, saldo
utang kepada orang lain dll.
Tabel 1. Contoh
neraca keuangan keluarga
A.
Harta
|
|
Uang tunai ditangan
Tabungan
Deposito
Nilai Tunai Auransi
Jiwa
Kendaraan
Rumah
Jumlah
Harta
|
5.000.00
25.000.000
50.000.000
1.500.000
36.000.000
200.000.000
316.500.000
|
B.
Utang
|
|
Saldo utang kartu
kredit
Saldo utang KPR
Jumlah
Utang
|
4.000.000
47.000.000
51.000.000
|
Kekayaan
Bersih
|
|
Jumlah Kekayaan
Bersih
|
265.500.000
|
Menetapkan
Tujuan dan Membuat Anggaran
Menetapkan tujuan keuangan keluarga amat penting. Untuk apa
sajakah dana yang tersedia? Dalam membuat tujuan keungan keluarga perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) spesifik dan dapat diukur. Misal:
membeli kendaraan baru merk X (spesifik) dengan anggaran Rp Y (bisa diukur); 2)
memiliki target waktu. Misal: tanggal 10 Mei 2008; 3) tertulis.
Tabel 2. Contoh
Tujuan Keuangan Keluarga
No.
|
Tujuan
Keuangan
|
Kapan ingin
dicapai
|
Yang harus
dilakukan
|
1.
|
Pendidikan
anak
|
Begitu anak masuk TK, SD, SMP, SMA,
PT
|
Menabung
rutin
|
2.
|
Kendaraan
|
Juni
2010
|
Mengajukan permohonan kredit ke
bank
|
3.
|
Rumah
sendiri
|
Oktober
2010
|
Manabung untuk uang muka
rumah
|
4.
|
Pensiun
|
Umur
55
|
Menyiapkan dana pensiun dengan menabung
rutin.
|
5.
|
Dst….
|
|
|
Jika
anda sudah membuat tujuan keuangan keluarga, maka tempelkan di tempat yang mudah
dilihat oleh anggota keluarga.
Membuat
Anggaran Keluarga
Nah,
setelah anda membuat tujuan keuangan keluarga, maka tahap berikutnya adalah
membuat anggaran keluarga. Pada dasarnya anggaran keluarga ada dua, yaitu
pemasukan keluarga dan pengeluaran keluarga. Pemasukan keluarga adalah jumlah
uang yang anda dapatkan setiap bulan, baik dari pekerjaan dan atau investasi.
Pengeluaran biasanya terdiri atas empat unsur, yaitu: 1) pembayaran utang, 2)
tabungan rutin, 3) premi asuransi, 4) biaya hidup. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel 3.
Tabel 3. Contoh
anggaran bulanan keluarga
A. PEMASUKAN
Penghasilan
bersih
a.
anda
b. pasangan anda
|
3.250.000
3.000.000
|
6.250.000
|
TOTAL
PEMASUKAN
|
|
6.250.000
|
B. PENGELUARAN
Pembayaran
Utang
a.
Cicilan ke bank
b. Cicilan ke kartu kredit
Total utang
Tabungan
rutin
a. Untuk anak
b. Untuk pensiun
Total tabungan
bulanan
Premi
asuransi
a.
Asuransi jiwa
b. Asuransi kendaraan
Total premi
asuransi
Biaya
hidup
a.
Belanja keluarga
b. Belanja pribadi anda
c.
Belanja pribadi pasangan anda
d. Telepon, listrik, air
e.
Transportasi
f.
Pembantu rumah tangga
g.
Busana dan aksesori
h.
Hiburan, mainan anak dll
Total biaya
hidup
|
500.000
250.000
300.000
250.000
75.000
100.000
1.250.000
700.000
700.000
600.000
400.000
300.000
200.000
200.000
|
750.000
550.000
175.000
4.350.000
|
TOTAL
PENGELUARAN
|
|
5.825.000
|
SISA
|
|
425.000
|
Bagaimana jika
keluarga anda defisit. Lakukan langkah-langkah berikut ini:
1) Rencanakan untuk menambah pemasukan, baik
komponennya maupun jumlah uangnya. Jika tidak bisa atau masih defisit,
maka:
2) Rencanakan untuk mengurangi pengeluaran anda
baik komponennya maupun jumlah uangnya. Jika tidak bisa atau masih defisit,
maka:
3) Rencanakan untuk menambah pemasukan sekaligus
mengurangi pengeluaran, baik komponennya maupun jumlah uangnya.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1). Memastikan agar
anda tidak keluar dari anggaran keluarga yang telah dibuat.
Beberapa tips:
a. Usahakan menabung begitu anda mendapatkan
penghasilan, sebelum anda membelanjakan..
b. Usahakan mencicil utang terlebih dulu,
sebelum anda membelanjakan.
c. Untuk komponen biaya hidup anda bisa
menggunakan sistem amplop. Misalnya: untuk telepon, air dan listrik Rp 400.000,
dan tempatkan dalam amplop tersendiri, dst.
2) Bagaimana jika
dipertengahan bulan, anda menyadari bahwa pengeluaran anda melebihi anggaran
keluarga yang telah anda buat?
Beberapa
tips:
a. Mengambil dari sisa anggaran keluarga
anda.
b. Mengambil dari pos pengeluaran
lain.
c. Mengambil dari harta yang sudah anda miliki
saat ini.
d. Memperkecil pengeluaran bulan
depan.
Perlukah
suami-isteri bekerja? Perlu anda analisis. Jika sisa bulanan keluarga anda
ternyata lebih kecil ketika isteri bekerja, maka sebaiknya isteri tidak bekerja.
Akan tetapi jika sisa bulanan anda sangat nyata meningkat, maka sebaiknya
suami-isteri bekerja.
Komentar
Posting Komentar